Satu
Sebagian
orang percaya bahwa ada hal-hal yang pergi dari kita dan suatu saat semua yang
telah pergi dari kita akan kembali pada kita meski pun dengan cara yang tidak
kita duga. Mungkin kepercayaan dari orang-orang itu yang membuat ku yakin sampai
saat ini bahwa segalanya yang pergi dariku akan kembali padaku suatu saat
nanti, kepercayaan yang membuat ku tidak meneteskan air mata saat Ayah dibawa
pergi oleh wanita yang kuketahui sebagai pacar Ayah. Kepercayaan yang membuat ku
bisa menguatkan kedua adikku saat keluarga kami jatuh miskin dan Ibu mulai
sakit-sakitan. Hal yang membuat hatiku mengeras dan tak merasakan kepedihan
apa pun saat melihat Ibu membunuh kedua adikku lalu Ibu bunuh diri dengan menegak
racun serangga. Kepercayaan itu pula yang membuatku kuat dan tidak jatuh
depresi.
Kini aku
tahu, aku sudah menjadi anak yatim piatu, Ayah memang belum meninggal tapi
bagiku dia sudah mati sejak aku melihat dia lebih memilih wanita jalang bernama
Siska dibanding Ibu dan kami. Keluarga nenek dari pihak Ibu di Bandung mengajakku
untuk tinggal di Bandung saja agar aku aman dan tidak merasa sendiri, tapi aku
menolaknya, lebih baik aku sendiri daripada setiap harinya harus mendengar
omongan Tante, adik Ibu, yang selalu mengatakan kesalahan-kesalahan Ibu di masa
lalu.
Kini aku
lebih memilih menetap di Jogja, hidup di rumah yang telah kutinggali selama 23
tahun sejak aku dilahirkan. Aku lebih memilih sendiri daripada memiliki orang
yang kucintai namun aku harus kehilangannya.
Namaku Kenanga,
entah mengapa orangtuaku memberi nama kenanga yang terdengar suram di setiap
telinga orang yang mendengar suaraku saat aku menyebutkan namaku. Mungkin maksud
Ibu dan Ayah memberiku nama ini karena mereka sudah tau takdirku sebagai
manusia yang larut dalam kesendirian, simbol magis dari bunga kematian mungkin
memang cocok untuk hidupku yang entah bertujuan atau tidak akupun tak tahu. Bagiku
hidup hanya hari ini, esok adalah misteri dan kemarin adalah memori.
Aku adalah
wanita pendiam terkesan angkuh, atau mungkin memang aku angkuh. Banyak orang
yang tidak menyukaiku namun tidak pernah menunjukkannya secara terang-terangan
mengingat karirku memang cukup untuk membuat mereka menghomatiku, atau memang
tidak ingin berurusan denganku. Aku hidup untuk
diriku sendiri dan aku tidak pernah butuh teman untuk hidupku.